ANTARA

SEMUA TIBA-TIBA DALAM SUATU WAKTU YANG TAK PERNAH DIDUGA. PLASSSS…BERLALU DALAM ORBIT BUMI MENGELILINGI MATAHARI. DI SINILAH KITA SAAT INI.



MELIHAT JALAN YANG LALU ADALAH SEBUAH KONSTRUKSI SEJARAH. REALITAS OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF YANG MEMBENTUK SEBUAH TUGU DALAM HATI DAN RASIONALITAS KITA. DAN INILAH KITA SAAT INI



EKSTERNALISASI KITA PADA DUNIA ADALAH SAMA DENGAN PENERIMAAN OBJEKTIVASI YANG TERBENTUK BERIBU TAHUN YANG LALU DALAM SATU KATA. INTERNALISASI. DAN ITULAH ADANYA KITA SAAT INI.



DIALEKTIKA YANG TAK TERBATAS. TESIS, ANTITESIS, DAN SINTESA TERUS BERKELINDAN MEMBENTUK APA YANG DIAJARKAN OLEH SEJARAH UNTUK DIPELAJARI. APAKAH DALAM PROSESNYA DALAM BENTUK EVOLUSI ATAUKAH REVOLUSI, SEMUA ADALAH USAHA KITA.



CINTA SAMA HALNYA DENGAN RUMUS KIMIA MEMBENTUK LARUTANNYA SENDIRI. RUMIT BAGI ORANG AWAM. MENANTANG BAGI PARA AHLI UNTUK MEMECAHKAN KOMPONEN ION YANG MEMBENTUKNYA. MEMBINGUNGKAN BAGI KITA. BENAR BUKAN?



DEBAT METAFISIKA DAN RASIONALITAS TAK PERNAH BERAKHIR. LANTAS DIMANAKAH LETAKNYA TAKDIR. APAKAH DALAM RASIO METAFISIKA ATAUKAH RASIO RASIONALITAS. PADA AKHIRNYA TARIK MENARIK DUA RASIO INIT TOH MEMAKSA KITA SAMPAI PADA KEPUTUSAN KITA SENDIRI. DAN ITULAH YANG MENJADIKAN JALAN BAGI MASA DEPAN KITA.



PENGETAHUAN ADALAH BANGUNAN EKSISTENSI, PENGALAMAN, DAN ILMU PENGETAHUAN. ETIK DAN EMIK MEMPEREBUTKAN POSISI PALING PENTING DALAM KEHIDUPAN. DAN SERINGKALI KITA HANYA SAMPAI PADA PERKATAAN YANG DIDASARKAN PADA ETIK, BUKAN EMIK. DAN ITULAH ORANG-ORANG DI SEKITAR KITA DAN KITA SAAT INI.



MEMBANGUN PONDASI TANPA PERHITUNGAN MATEMATIKA YANG MATANG BERBANDING LURUS DENGAN MORTALITAS. DALAM SETIAP RUMUS STATISTIKA SEMPURNA PERHITUNGAN KESALAHAN ADALAH NOL. TAPI ITU BUKAN KEHIDUPAN YANG PENUH KEJUTAN.



DAN SETELAH SELESAI MELEWATI KALENDER MATAHARI SEPEREMPAT ABAD, DI SINILAH INDIVIDU ITU BERADA. MEMUTUSKAN APAKAH EVOLUSI ATAU REVOLUSI. APAKAH DI DALAM TESIS, ANTITESIS ATAUKAN SINTESA. APAKAH MEMBERATKAN ETIK ATAUKAH MENCOBA BELAJAR EMIK. APAKAH DALAM PERHITUNGAN METAFISIKA ATAUKAH RASIONALITAS.



MET ULTAH KE 25. NDUT. KEGUNDAHAN ADALAH BEBAN BERAT. DAN BIARKAN BEBAN BERAT ITU DIPANGGUL BERSAMA AGAR TAK BERAT SEBUAH PERJALANAN YANG TAK PERNAH DIKETAHUI AKHIRNYA. TOH, MASIH BANYAK CINTA YANG TERCECER DI JALAN-JALAN DUNIA.


FROM MY LOVELY SISTER,
28 MARET 2009

PANTASKAH

Apakah ini pantas, tiba-tiba hatiku terbakar. Amarah ataukah terluka, engkau memiliki lain dunia. Ini adalah rasa yang entah, mengertipun aku tidak. Siapakah aku bagimu, berani-beraninya memiliki rindu. Padahal aku bagimu hanyalah angin, dibutuhkan, namun hanya sepintas lalu. Apakah ini pantas, berseteru dengan hatiku, antara bertahan dan menyerang. Agresif pada satu waktu, namun defensive pada waktu yang lain. Mengertilah kiranya aku bahwa ini adalah sebuah permainan konyol, bukan hanya antara kita, juga antara waktu, rindu dan setitik rasa. Engkau bermain dengan segala umpama-umpama. Aku bermain dengan segala umpama-umpama. Takjub namun gugup. Tak akan pernah pada tempatnya.

Sampaikah pada engkau, tentang apakah ini pantas, rasa terbakar ataukah amarah ataukah terluka. Huh….siapakah aku ini, berani-beraninya merasa memiliki. Siapakah engkau yang berdiri tak tangguh di awang-awang. Memandangku dalam diam. Menahan remuk redam.


Ruang Pelayanan, 2 Juni 2009
NB: Wah….segala kok jadi tidak pada tempatnya begini sich…padahal kan lagi belajar ikhlas, nrimo, Lillah….he2…..uangel temen.

SURABAYAKU

Inilah kotamu kini, kota yang penuh sampah dan sumpah serapah. Kamu terdampar di kota asing yang murka, berkejaran waktu. Dimana kamu berada, menjadi salah satu dari keegoisan kota ini dan menjadi pemenang, atau memutuskan tetap berdiam diri, lugu membawa diri, jujur tapi akan kalah tergerus waktu. Apakah kamu tidak lelah, bergelut dengan segala umpama-umpama, berdiri tegak tak tergoyahkan, ataukah suatu saat nanti kau akan tumbang, terbawa segala peristiwa, kemunafikan dan ketamakan ibu kota.
Inilah kotamu kini, kota penuh cahaya lampu warna-warni, kota penuh gedung tinggi. Kota yang selalu berasap. Kapan kiranya tak kau temukan deru menderu-deru di jalan-jalan??Tak akan pernah meski di tengah malam. Inilah kotamu kini, ya...kota yang tak pernah mati.......

Uh, ternyata kotamu kotaku juga kini, tempat kita numpang makan, numpang tidur, cari uang, bahkan buang hajat....juga ikut bermaksiat (Den Mas Nimat say, dengan sedikit revisi). Pyuh...pyuh....masih juga ternganga mulutku menikmati ibukota. Dasar ndeso........

TINGGAL

Sahabat, duh.....siapa yang nyana tawa dan senyummu punya makna (Gola Gong). Setiap sakit, setiap rindu, setiap mimpi, ku selalu ingin membaginya. Engkaulah kinin tempat tumpah ruah segala......apakah ini salah? Semoga tidak, aku hanya bersandar saja. Ku telah kehilangan, kini tinggal engkau, saja......Maka jangan pernah pergi sahabat. Engkau terlanjur mengendap di hatiku, jangan pernah pergi......seperti mereka......PLIZZZZZ........semoga persahabatan kita abadi, tak tergerus oleh masa. Persahabatan yang Lillah, dunyan wa ukhron........TRIMZ buat segala.......SOBAT terbaikku, kawan dan lawan dalam dzikir dan fikirku, sekaligus patner dalam menapaki kehidupaanku.......Syukron Katsiron.....